Anak Nilainya Jelek, Apa Yang Harus Dilakukan?

Anak anda nilainya bagaimana? Hari itu, hari penerimaan rapor. Guru membagikan rapor. Lalu terlihat nilai rapor yang jelek semua. Tidak terlihat angka diatas 70 dalam daftar nilai raport tersebut.

Lalu sang guru memberi penjelasan tambahan kepada orang tua murid yang menerima rapor, “ini anak anda, (anggap saja namanya Tondy), sebenarnya tidak pantas untuk naik kelas, jadi dimasukan ke masa percobaan dulu di kelas 2, nanti jika tidak ada perkembangan, maka ya dikembalikan lagi ke kelas 1.”

Itu beneran kejadian. Itulah pengalaman saya pas saya kelas 1 SD.

Di kelas 2 SD juga sama. Saya boleh naik ke kelas 3 SD, dengan perjanjian harus belajar dengan rajin karena nilainya jelek sekali. Kalau tidak rajin, ya akan dikembalikan ke kelas 2. Alias turun kelas.

Menulis ini, saya jadi teringat raut wajah mendiang ibu saya. Anaknya mendapat nilai yang jelek.

Biasanya nanti dirumah ibu akan laporan ke ayah, dan berlanjut ayah mengingatkan saya. Karena saya masih SD jadi saya tidak dimarahi dengan keras.

Ya, saya pernah jadi anak yang nilainya jelek sekali. Saat SD, lalu SMP, lalu pas kuliah pun pernah.

Mungkin anda juga, pernah mendapatkan nilai sekolah yang jelek.

Atau bahkan pernah tidak naik kelas karena nilai yang sangat jelek.

Jika pernah, tentu anda tau rasanya. Atau malah sudah lupa?

Sekarang, mungkin anda sudah jadi orang tua, dan anda melihat anak anda nilainya jelek. Bagaimana perasaan anda?

Jika anda cukup sadar diri, mungkin anda akan tidak sepenuhnya menyalahkan anak anda.

Mungkin saja, anak anda nilai sekolahnya jelek karena tidak pernah anda ingatkan untuk belajar, yang berarti nilai jelek buah hati anda itu adalah kontribusi dari diri anda juga, yang tidak pernah mengingatkan untuk belajar.

Mungkin juga karena anda dan pasangan harus bekerja, jadi anak tidak ada yang memperhatikan. Mungkin anak anda dirawat oleh kakek neneknya. Atau malah dirawat oleh asisten rumah tangga (ART). Yang mereka tidak sepenuhnya memperhatikan anak anda, apakah anak anda akan belajar, akan mengerjakan PR, atau bahkan tidak sama sekali.

Mungkin juga, karena anda lupa (atau bahkan tidak peduli) dengan bagaimana nasib anak anda kelak. Tidak peduli bagaimana nilainya di sekolah. Bahkan mungkin tidak peduli dengan bagaimana pergaulan anak anda.

Bisa jadi karena uang anda terlalu banyak, sehingga anda merasa bisa mencarikan pendidikan buat anak nantinya dengan modal uang yang anda miliki. “Anak nilainya jelek tidak apa-apa, toh nanti sekolah bisa dicarikan selama ada uang”, mungkin begitu pikir anda.

Bisa juga alasan lain, yang mana intinya, anda sebagai orang tua tidak menyadari bahwa nilai pelajaran sekolahan anak itu penting. Setidaknya untuk kebaikan buah hati anda sendiri.

Saya sendiri, saat kuliah dulu tahun 2010 an, menyadari bahwa saat nilai akademik kita cukup baik, maka lebih banyak kesempatan yang akan kita dapatkan. Saya bisa mendaftar dan mendapatkan beasiswa, saya juga bisa lebih aktif di beberapa organisasi yang memberikan syarat nilai akademik yang baik.

Saat nilai sekolah anak cukup baik, tentu nasib dan alur pendidikannya selama bersekolah akan lebih baik (setidaknya tidak akan seperti yang saya alami sewaktu saya sekolah, yang berakibat hampir tinggal kelas, tinggal kelas karena nilainya tidak cukup baik).

Mari kita berharap, bisa jadi keadaan anak yang muncul lebih bagus lagi, karena nilai sekolah anak anda baik, lalu dia mendapatkan tawaran beasiswa. Karena dapat tawaran beasiswa, maka berkurang beban anda untuk membiayai sekolah anak anda (walaupun mungkin anda mampu, bahkan sangat mampu untuk membiayai sekolah anak anda). Karena dapat tawaran beasiswa karena prestasinya, maka anak anda mendapatkan kenalan dan pergaulan yang lebih baik.

Ya, itulah harapan.

Sekarang kembali kepada pertanyaan, buah hati anda mendapatkan nilai yang jelek, lalu anda akan bagaimana?

Kalau saya, selama anak masih belum bisa mikir sendiri, masih terlalu muda, ya orang tua harus bisa mengarahkan. Selama anak masih berada pada usia belum bisa diberi banyak tanggung jawab, ya, orang tua harus banyak memberikan kesempatan-kesempatan yang baik untuk mereka.

Itu kalau menurut saya.

Bisa saja menurut anda berbeda.

Sebagai penutup tulisan ini, tentu saya tidak akan melemparkan masalah tanpa memberikan tawaran solusi kepada anda para pembaca.

Di pertengahan tahun 2025 ini, saya menawarkan jasa untuk menemani belajar anak anda, sejenis dengan bimbingan belajar. Jasa yang saya tawarkan ini sifatnya fleksibel, bisa privat, maupun kolektif.

Jika bimbingan privat, maka anak anda akan saya temani belajar secara ekslusif, dimana satu orang anak akan saya temani belajar hingga selesai.

Solusi saat anak nilainya jelek

Jika kolektif, berarti anak anda, dan beberapa temannya akan saya temani belajar dan membantu mereka. Siapa tahu buah hati anda mengalami kesulitan dalam belajar sehari-hari, bisa juga mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi ujian, atau sekedar menemani dan membantu mengerjakan PR. Untuk harga dan biayanya bersifat fleksibel, bisa dinegosiasikan, berikut saya coba buatkan rincian biaya jasa yang saya tawarkan ini.

Begitulah kira-kira, mari kita persiapkan masa depan anak kita dengan sebaik mungkin.